Marta.com

Minggu, 20 Maret 2011

MATA DAN TELINGA


PENDAHULUAN
Manusia membutuhkan informasi berupa rangsangan dari lingkungan luar sekitar untuk dapat menjalani hidupnya dengan baik. Agar rangsangan yang berasal dari luar tubuh dapat ditangkap dibutuhkan alat-alat tubuh tertentu yang bernama indera. Kelima alat indera itu adalah mata, hidung, telinga / kuping, kulit dan lidah.
Setiap orang normalnya memiliki lima / panca indera yang berfungsi dengan baik untuk menangkap rangsangan sehingga dapat memberikan respon sesuai dengan keinginan atau sesuai dengan insting kita. Orang yang cacat indra masih bisa hidup namun tidak akan bisa menikmati hidup layaknya manusia normal.
Indera Manusia ada lima sehingga disebut panca indera disertai arti definisi / pengertian, yaitu :
1. Indera Penglihatan / Penglihat = Mata
Mata adalah indera yang digunakan untuk melihat lingkungan sekitarnya dalam bentuk gambar sehingga mampu dengan mengenali benda-benda yang ada di sekitarnya dengan cepat. Jumlah mata manusia ada dua buah yang bekerja saling menunjang satu sama lain. Orang yang tidak memiliki mata disebut buta sehingga butuh bantuan tongkat, anjing pemandu, dll untuk kemudahan dalam mengenali lingkungan sekitar dan juga untuk bergerak.
2. Indera Penciuman / Pencium = Hidung
Hidung adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar atau sesuatu dari aroma yang dihasilkan. Kita mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan yang masih segar dengan mudah hanya dengan mencium aroma makanan tersebut. Di dalam hidung kita terdapat banyak sel kemoreseptor untuk mengenali bau.
3. Indera Pengecap = Lidah
Lidah adalah alat indera yang berfungsi untuk merasakan rangsangan rasa dari benda-benda yang masuk ke dalam mulut kita. Lidah dapat merespon berbagai jenis dan macam rasa seperti rasa manis, rasa pahit, rasa asam dan rasa asin. Kita dapat menikmati makanan dan minuman karena adanya indra pengecap ini. Bagian lidah yang depan berguna untuk merasakan rasa asin, bagian yang sebelah samping untuk rasa asam, bagian tepi depan berfungsi untuk merasakan rasa manis dan bagian lidah yang belakang untuk rasa pait.
4. Indera Pendengaran / Pendengar = Telinga / Kuping
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli. Telinga kita terdiri atas tiga bagian yaitu bagian luar, bagian tengah dan bagian dalam.
5. Indera Peraba = Kulit
Kulit adalah alat indera kita yang mampu menerima rangsangan temperatur suhu, sentuhan, rasa sakit, tekanan, tekstur, dan lain sebagainya. Pada kulit terdapat reseptor yang merupakan percabangan dendrit dari neuron sensorik yang banyak terdapat di sekitar ujung jari, ujung lidah, dahi, dll.
Apabila dibagi ke dalam kelompok alat indera, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni :
1. Kemoreseptor
Kemoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor
Mekanoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengaran (kuping).
3. Photoreseptor / Fotoreseptor
Photoreseptor adalah alat indera yang merespon terhadap rangsangan cahaya seperti indra penglihatan atau mata.



PEMBAHASAN
Pengertian mata
Mata adalah salah satu benda berbentuk lonjong,berdimeter 2,5 cm (berbentuk bola golf). Bagian depan dari mata dilindungi oleh membrane tipis dan transparan yang disebut dengan konjungtiva. Membrane ini berfungsi untuk melindungi kornea mata. Pada konjungtiva mengalir  air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata. Cairan air mata yang berrguna untuk menjaga kelembapan mata. Pada cairan air mata terdapat suatu enzim yang disebut dengan lisozim, yang dapat membunuh bakteri. Selain itu, cairan air mata berguna untuk membersihkan air mata saat berkedip. Kelopak mata, alis mata dan bulu mata berguna untuk mencegah masuknya kotoran dari udara atau keringat dari kepala.
Organ penyusun mata dan strukturnya:
a)      Sklera
Sklera merupakan lapisan terluar mata yang berwarna putih. Sebagian sclera dibanguun oleh jaringan fibrosa. Pada bagian sklera terdapat kornea, yaitu bagian mata yang transparan dan tersusun atas serabut kolagen. Kornea dapat juga disebut dengan jendela mata. Bagian depan sklera membentuk struktur tembus cahaya (bening) yang disebut kornea. Pada kornea tidak tidak ditemukan pembuluh darah seperti halnya pada aqueus humor, vitreous humor dan lensa mata.
b)     Koroid
Koroid merupakan lapisan tengah yang tipis dan berwarna gelap. Lapisan ini banyak mengandung pigmen dan pembuluh darah. Pada bagian depan koroid, membentuk lapisan terpisah, yaitu korpus siliaris,ligamentum suspensor dan iris. Korpus siliaris terletak di antara tepi anterior retina dengan tepi posterior iris. Iris berbentuk bulat seperti kue donat dan terdiri atas otot-otot sirkuler berpigmen. Warna mata ditentukan oleh pigmen dan iris. Iris mengatur ukuran pupil atau banyaknya cahaya yang masuk ke mata.
Di bagian tengah iris terdapat suatu celah yang disebut pupil. Ukuran pupil dapat melebar dan mengecil. Ukuran pupil akan melebar jika mata memperoleh sedikit cahaya dan mengecil jika mata memperoleh cahaya yang kuat sehingga mengurangi cahaya yang masuk yang dapat merusak mata. Perubahan ukuran pupil tersebut ditentukan oleh kontraksi dan relaksasi otot-otot sirkuler pada iris.
Pada bagian belakang iris terdapat lensa mata. Lensa mata berwarna bening dan berbentuk bikonkaf. Lensa melekat pada otot-otot bersilia melalui suatu ligament yang disebut dengan ligament suspensori. Otot-otot bersilia merupakan otot yang berfungsi merubah bentuk lensa sehingga dapat memfokuskan cahaya pada retina. Dalam hal ini, proses perubahan bentuk lensa disebut dengan akomodasi.
Lensa membagi mata menjadi dua ruangan terpisah, yaitu bagian depan lensa dan bagian belakang lensa. Ruangan depan lensa diisi oleh cairan bening yang disebut dengan aqueous humor atau cairan encer. Cairan ini diproduksi setiap hari dalam jumlah kecil dan disekresikan melalui sebuah saluran Schlemm yang terdapat pada dasar kornea. Pada penderita glukoma, saluran tersebut tersumbat sehinggga menyebabkan penumpukan cairan di mata. Ruangan yang lebih besar antara lensa mata dan retina berisi cairan yang lebih kental, yang disebut dengan vitreous humor atau cairan vitreous.  
c)      Retina
Retina adalah selember tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan multilapis yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata yang mengandung reseptor yang menerima rangsang cahaya. Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina. Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliaris dan berakhir ditepi ora serata. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina sehingga juga bertumbuh dengan membrane bruch, koroid, dan sclera. Di sebagian besar tempat, retina dan epithelium pigmen retina mudah terpisah sehingga membentuk suatu ruang subretina.
Lapisan-lapisan retina, mulai dari sisi dalamnya, adalah sebagai berikut :
1.      Membrana limitans interna, merupakan membrana hialin antara retina dan badan kaca.
2.      Lapisan serat saraf, yang mengandung akson-akson sel ganglion yang berjalan menuju ke N. Optikus. Didalam lapisan-lapisan ini terletak sebagian besar pembuluh darah retina.
3.      Lapisan sel ganglion, yang merupakan lapis badan sel daripada N. Optikus.
4.      Lapisan pleksiformis dalam, yang mengandung sambungan-sambungan sel ganglion dalam sel amakrin dan sel bipolar.
5.      Lapisan inti dalam, merupakan badan sel bipolar, amakrin dan sel horizontal. Lapisan ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
6.      Lapisan pleksiformis luar, yang mengandung sambungan-sambungan sel bipolar dan sel horizontal dengan fotoreseptor.
7.      Lapisan inti luar, yang merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang. Ketiga lapis diatas avaskuler dan mendapat metabolisme dari kapiler
8.      Membrana limitans eksterna, yang merupakan membran ilusi.
9.      Lapisan fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut.
10.  Epitelium pigmen retina
Retina mengandung dua macam fotoresptor, yaitu sel batang (basilus) dan sel kerucut (konus). Sel batang sangat sensitive ternadap cahaya, namun tidak bisa membedakan warna. Pada malam hari atau keadaan gelap hanya melihat warna cahaya hitam dan putih. Sel kerucut (konus) sensitive terhadap cahaya, namun pada panjang gelombang yang berbeda. Pada tempat terang sel-sel ini mampu membedakan warna. Ketika cahaya jatuh pada sel reseptor di dalam retina, maka sel mengirim sebuah pesan di sepanjang saraf optic menuju ke otak. Otak kemudian memisah-misahkan semua pesan dari masing-masing sel reseptor dan membangun sebuah bayangan.
Retina mempunyai tebal 0,1 mm pada ora serata dan 0,23 mm pada kutub posterior. Di tengah-tengah retina posterior terdapat makula. Secara klinis makula dapat didefinisikan sebagai daerah pigmentasi kekuningan yang disebabkan oleh pigmen luteal (xantofil), yang berdiameter 1,5 mm. Definisi alternatif secara histologis adalah bagian retina yang lapisan ganglionnya mempunyai lebih dari 1 lapis sel. Secara klinis, makula adalah daerah yang dibatasi oleh arcade-arcade pembuluh darah retina temporal. Ditengah makula, sekitar 3,5 mm disebelah lateral diskus optikus, terdapat fovea yang secara klinis jelas-jelas merupakan statu cekungan yang memberikan pantulan khusus bila dilihat dengan opthalmoskop. Fovea merupakan zona avaskular diretina pada angiografi flouresensi. Secara histologis, fovea ditandai dengan menipisnya lapisan inti luar dan tidak adanya lapisan-lapisan parenkim karena akson-akson sel fotoreseotor (lapisan serat henle) berjalan oblik dan pergeseran secar sentrifugal lapisan retina yang lebih dekat kepermukaan dalam retina foveola adalah bagian paling tengah pada fovea. Fovea merupakan darah kecil tempat berkumpulnya sel-sel konus dan berfungsi sebagai tempat memfokuskan cahaya. Selanjutnya, serabut-serabut saraf sensorik dari mata membentuk optik saraf, yang berfungsi mengirim impuls-impuls saraf ke otak. Bagian mata yang tidak mengandung sel reseptor disebut bintik buta. Jika cahaya jatuh pada bintik buta, maka tidak ada pesan yang akan dikirim ke otak.
Warna retina biasanya jingga dan kadang pucat pada anemia dan iskemia dan merah pada hiperemia. Pembuluh darah didalam retina merupakan cabang arteri opthalmika, arteri retina sentralis masuk retina melalui papil saraf optik yang akan memberikan nutrisi pada retina dalam. Lapisan retina luar atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.
anatomy.jpg










Mekanisme melihat
Kalian dapat melihat suatu benda karena adanya pantulan cahaya dari benda tersebut masuk ke mata. Secara garis besar, pantulan cahaya tersebut akan masuk ke mata secara berurutan, yaitu melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor, dan akhirnya ditangkap oleh fotoreseptor di retina.
Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan melewati pupil. Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil diatur oleh iris. Melalui pupil, cahaya diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga dapat memfokuskan cahaya pada retina, dalam hal ini lensa melakukan perubahan bentuk dengan cara mencembung atau memipih.
Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil daripada ukuran objek aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima rasangan cahaya, impuls akan diteruskan kedalam serabut-serabut saraf. Impuls-impuls ini dikirim di sepanjang saraf optik kepusat penglihatan di otak depan (lobus oksipital) sehingga menghasilkan suatu kesan yang sesuai dengan aslinya, baijk ukuran, warna maupun jarak dari objek. Selanjutnya, pembalikan bayangan pada retian dilakukan di dalam pusat optic di otak sehingga membentuk kesan objek yang tidak terbalik.




Pengertian telinga

Telinga mengandung reseptor yang sensitife terhadap getaran suara di udara. Telinga juga mengandung reseptor yang sensitif terhadap posisi dan gerakan kepala. Sel-sel reseptor tersebut terdapat pada telinga dalam dan masing-masingnya terdiri atas sel-sel rambut dengan sterosilia.

Organ penyusun telinga dan strukturnya
Telinga manusia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar dan telinga tengah mengandung udara, sedangkan telinga dalam berisi dua macam cairan yaitu berupa perilimfe dan endolimfe.
a.      Telinga luar
Telinga luar merupakan sebuah tabung terbuka pada bagian samping kepala dan masuk hingga mencapai gendang telinga. Bagian paling luar dari telinga luar merupakan bentuk pemanjangan dari kulit dengan tulang rawan yang disebut dengan daun telinga atau pinna (auricula) dan saluran telinga luar (analis auditoris external) yang panjangnya 1,5 dan 2 cm. Pada mamalia, daun telinga berguna untuk meningkatkan konsentrasi dan mengarahkan getaran ke dalam telinga. Saluran luar yang dekat lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta serumen yang disekresikan kelenjar oleh sudorifera yang berguna untuk mencegah kotoran masuk. Di bagian terakhir saluran saluran telinga luar terdapat membrane tipis yang memisahkan telinga luar dengan telinga dalam yang disebut membrane tympani/selaput gendang.
b.      Telinga tengah
Telinga tengah dimulai dari gendang telinga (membrane timpani) sampai ke jendela oval. Jendela oval merupakan sebuah membran yang terdapat dibawah tulang sanggurdi. Di antara membran timpani dan jendela oval terdapat tiga tulang kecil, yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus) dan tulang sanggurdi (stapes). Tulang sanggurdi akan berlekatan dengan tingkap oval/jorong (Fenestra ovali), yang terdapat pada sekat antara telinga luar dan dalam. Telinga tengah dihubungkan dengan rongga mulut oleh pembuluh eustachius/tuba eustachius yang merupakan saluran yang dilapisi mukosa.
c.       Telinga dalam
Telinga dalam terdiri atas tiga kanalis semisikular (saluran setengah lingkaran), vestibulum dan koklea (rumah siput). Saluran setengah lingkaran dan vestibulum merupakan organ keseimbangan sedangkan koklea merupakan organ pendengaran.
1)      Koklea (rumah siput)
Pada penampang melintang koklea terdapat tiga macam saluran, yaitu saluran vestibulum, saluran koklea dan saluran timpani. Di dalam tuba cochlea, ada satu bagian yang dibentuk oleh tonjolan dinding cochlea tulang beserta cochlea membran yang disebut membran basilaris. Membran basilaris berfungsi memisahkan bagian dalam tuba menjadi 2 saluran yaitu saluran vestibulum dan saluran timpani. Saluran vestibulum berhubungan dengan jendela oval, sedangkan saluran timpani berhubungan dengan jendela budar (berupa membran) menuju telinga tengah. Pada daerah puncak koklea, kedua saluran ini berhubungan satu sama lainnya dan berisi cairan parilimfe. Bagian membrane vestibularis /membrane Reissner yang memisahkan saluran vestibulum menjadi scala media (duktus koklearis). Sementara itu, pada saluran koklea terdapat cairan endolimfe dan sel-sel rambut yang disebut alat korti. Alat (organ) korti dapat membentuk sinaps dengan saraf pendengaran sehingga getaran suara yang diterima akan diteruskan berupa impuls-impuls saraf ke otak.

2)      Vestibuli
Vestibuli membrane terdiri atas sacula dan urticula. Serabut saraf vestibularis ujungnya mengelilingi sel-sel rambut dalam yang mengelilingi sel-sel rambut yang merupakan struktur khusus dari sacula utricula yang disebut macula acustica. Di antara rambut-rambut dalam macula tersebar partikel-partikel kecil dari CaCO3 yang disebut otolith. Otolit tersebar di antara rambut-rambut dalam macula. Perubahan posisi pada kepala menyebabkan otoritsh lepas dari sel rambut dan ini merangsang menimbulkan “refleks pendengaran” yang direspon oleh otot dalam keadaan seimbang.

3)      Canalis Semiserkularis
Canalis semiserkularis merupakan saluran setengah lingkgkaran berjumlah 3 buah, tersusun saling tegak lurus pada sudutnya, terdapat pada tulang pelipis. Canalis yang berdekatan dengan utricula membesar membentuk ampula. Organ khusus yang terdapat dalam verticula disebut crista acustica. Crista acustica dan macula acustica berfungsi dalam keseimbangan, sedangkan organ corti berfungsi dalam pendengaran.






telinga.jpg










Proses mendengar
Proses mendengar dimulai ketika getaran udara yang merupakan gelombang suara ditangkap oleh daun telinga dan masuk masuk melewati saluran telingga hingga menggetarkan perangkat gendang telinga. Getaran ini diteruskan ke tulang martil, tulang landasan, dan tulang sanggurdi. Getaran pada tulang sanggurdi menimbulkan tekanan pada jendela oval dan berlanjut dengan menghasilkan gelombang tekanan pada saluran vestibulum menuju saluran timpani melewati membrane basilar.  Akibatnya, membaran basilar bergerak naik turun sehingga sterosilia (mikrovili) dari sel-sel rambut melekat pada membran tektorial (suatu gelatin). Selanjutnya, impuls-impuls saraf mengalir melalui saraf koklear menuju batang otak dan menyebar pada daerah auditori dan korteks serebral. Kemudian otak mengolah dan menterjemahkannya sebagai ssuatu suara.

Proses keseimbangan
Proses keseimbangan dilakukan oleh saluran setengah lingkaran. Saluran ini mampu mendeteksi gerakan memutar kepala atau disebut keseimbangan rotasi. Selain itu, saluran setengah lingkaran juga mampu mendeteksi gerakan kepala tegak atau datar sehingga disebut dengan keseimbangan rotasi.
Keseimbangan rotasi melibatkan tiga saluran setengah lingkaran yang saling membentuk sudut satu sama lainnya. Setiap bagian dasar dari ketiga saluran ini memiliki strutur agak membesar yang disebut dengan ampula. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut yang tertanaam didalam gelatin yang disebut dengan kupula. Setiap ampula mampu mendeteksi gerakan kepala. pda saat cairan di dalam saluran setengah lingkaran mengalir, kupula bergerak sesuai dengan arah aliran cairan sehingga menimbulkan impuls-impuls saraf. Selanjutnya, impuls-impuls saraf mengalir melalui saraf vestibular menuju ke otak. Gerakan cairan di dalam saluran setengah lingkaran secara terus menerus dapat menimbulkan rasa sakit.
Pada saat tubah diam, otolit di dalam utrikulus dan sakulus berada di atas sel-sel rambut. Namun, pada saat kepala merunduk atas tubuh bergerak tegak dan datar, posisi otolit berubah dan membrane otolit membengkok. Akibatnya, sel-sel rambut ikut membengkok sehingga menimbulkan impuls-impuls saraf yang dikirim ke otak melalui saraf vestibular. Selanjutnya, otak menginterprestasikan impuls-impuls saraf tersebut untuk menentukan pasisi kepala.
Keseimbangan tubuh tidak hanya di atur oleh system keseimbangan namun juga oleh system penglihatan. Jika pesan yang berasal dari mata dan telinga tidak sesuai, misalnya ketika membaca buku di dalam mobil yang sedang berjalan, maka kemungkinan kalian akan merasa pening.













DAFTAR PUSTAKA
Bartley S. Howard. 2003. Ilmu Pengetahuan Populer: Mata dan Penglihatan. Jilid 8. Edisi ke- 10. Jakarta: PT. Widiadara.
Bartley S. Howard. 2003. Ilmu Pengetahuan Populer: Telinga dan Pendengaran. Jilid 8. Edisi    ke- 10. Jakarta: PT. Widiadara.
Pickering, W.R. 2000. Complete Biology. Oxford University Press
Leeson, Paparo. 1989. Textbook of Histology. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran ECG.
Conrad, G. Muller, Mac Rudolph. 1980. Cahaya dan Penglihatan. Jakarta: PT Tira Pustaka.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda